Kecewa
Katakan saja kalau kau benar-benar kecewa
Atau menyesal atau apapun yang mungkin menyesakkan pembuluh otakmu
Tapi malam tahu kalau hari itu sebenarnya sunyi dan mencekam
Gelap pun tahu aku telah menyalakan lilin disudut kekhawatiran
Dan menghiasinya dengan rumbai-rumbai untuk menyambut pagi yang tak pasti akan memancar cerah cahaya abadi
Tatkala semilir angin malam nan keji membawa berita tentang hancurnya benteng kokoh yang telah dibangunnya kemarin siang
Mengiris hati yang telah terluka oleh ucapan takdir di sepanjang masa
Keluh kesahku akhirnya terdampar di pinggiran hati yang seolah enggan untuk memberikan janji
Untuk membangunkan raga yang telah pulas oleh badai pagi tadi.
Penantian
Jika aku masih disini
Kau terhalang oleh penantian
Dari masa lalu tak berubah
Bersama angan yang terhempas
Jika aku melangkah pergi
Mencari sesuatu yang aku inginkan
Jalan ini hanya setapak dan berbatu
Dan kemudian jurang yang baik hati
Dalam batas pandangku
Seperti hanya ada kosong dan berkabut
Indahnya bintang
Sahabat…
Malam ini aku ingin bertemu
Aku ingin mengatakan sesuatu
Tentang kehidupan dan alam pikiranku
Disana ada prahara agung
Sang penguasa keinginan memberontak
Melawan raja kenyataan
Sahabat …
Mungkin kau tahu
Waktu telah berlalu pergi
Meninggalkan yang telah aku lakukan
Meninggalkan masa ketika aku berlari-lari kecil
Mengejar pagi dan meninggalkan kenangan
Yang tak mungkin aku ulangi
Setiap aku melihat malam
Taburan bintang berkerlip indah
Sama seperti mimpiku
Mungkin mereka memang sama
Tak dapat ku sentuh
Mimpi Semu
Aku diam bercerita dalam hati
Melagukan angan yang sedih
Mendendangkan suara yang bisu
Lalu semuanya hilang bersama malam
Bait-bait suara merajah mimpi
Berulang-ulang hingga aku merasa jenuh
Dahulu telah terukir derita
Hingga saat kau semakin elox
Pagi setelah malam mini akan pergi
Mendatangi setitik cahaya pelangi
Yang bisa membuat aku berharap
Aku kan ada disana
Menjadi pemuja mimpi yang semu
Doakan Aku
Mak aku ingin pulang
Aku ingin melihat halaman rumah kita
Aku ingin melihat sawah-sawah
Dimana dulu kita menghabiskan pagi
Dan menungu senja
Aku ingin menapaki lagi jalan yang tak bertambah jauh
Mak apakah padi-padi kita telah menguning
Apakah jagung yang pernah aku tanam sudah berbuah dan bisa dimasak
Kemudian kita memakannya sehabis senja
Mudah-mudahan badai musim ini tidak memporak-porandakan tempat
Dimana aku pernah merasa damai
Aku meninggalkanmu karena badai tahun lalu
Memaksaku untuk pergi mencari perubah arah angin
Di tempat yang jauh aku sedang diam dan berpikir
Bagaimana badai bisa berbalik arah jika aku tak meneruskan langkah
Mak disini aku memanggilmu jawablah dengan Doamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar